Kamis, 30 November 2017

Cara Kirim Cerpen Anak ke Rubrik Permata Majalah Ummi



Saya sudah lama ingin mengirim naskah cerpen anak ke majalah selain Bobo. Karena setelah Kompas Anak tak lagi terbit, makin sulit mencari tempat untuk mengirim cerita anak. Bukannya saya jenuh mengirim ke Bobo, namun jika saya terlalu sering mengirim ke satu tempat, saya jadi hanya mengirim naskah dengan nafas yang mirip-mirip secara berkala. Membuat saya tidak belajar membuat cerita dengan nafas yang berbeda.

Ada beberapa pilihan mengirim ke koran, biasanya beberapa koran harian menerbitkan satu cerita anak di akhir pekan. Namun saat ini saya ingin mengirim ke majalah yang mudah  didapatkan di tempat saya, seperti Majalah Ummi.

Selasa, 07 November 2017

Mengatur Pen Pressure di Photoshop


Mengatur Pen Pressure di Photoshop


Beberapa waktu lalu saya cerita tentang menggunakan computer di rumah yang sangat cepat dipakai untuk menggambar dengan Wacom / digital tablet. Saat senang-senangnya menggambar, suami saya lantas mengupgrade windows sehingga Photoshop yang biasa saya gunakan tiba-tiba tidak mendeteksi digital tablet saya.


Peringatan Pen Pressure


Saya stress berat. Lalu saya mencari solusinya di internet. Beberapa tips sudah saya coba :

  1. Pindahkan colokan usb digital tablet,
  2. Uninstall dan install ulang program digital tablet,

Namun cara-cara tersebut masih belum berhasil dan masih menunjukkan tanda pentung di pilihan Pen Pressure. 

Jumat, 20 Oktober 2017

Transaksi Aman di Traveloka, #JadiBisa Tenang Beli Pulsa Meski Lupa Konfirmasi




Traveloka?
Oh tahu, aplikasi yang biasa dipakai suami untuk memesan hotel saat perjalanan pulang kampung. Keluarga suami sukanya mengadakan perjalanan dadakan, pesan hotel untuk menginap juga selalu mendadak. Kadang pas hari H di luar kota, suami baru memesan hotel via Traveloka.

Saya sudah nggak heran jika ada yang memesan tiket pesawat, kereta, maupun kamar hotel dengan Traveloka. Tapi untuk membeli pulsa? Nah itu saya penasaran.
Ternyata saya selama ini sering melihat aplikasinya, tapi tidak menyadari bahwa aplikasi ini bisa untuk membeli pulsa. Seperti peribahasa tentang gajah di pelupuk mata – jangan salahkan gajahnya, hihihi.
Karena ini pertama membeli pulsa via Traveloka, saya sedikit ragu. Ah, tapi teringat pengalaman selama ini menggunakan aplikasi ini dan Alhamdulillah lancar dan aman. Saya lantas mencoba mengisi pulsa salah satu nomor saya.



Tampilan Aplikasi Traveloka

Selasa, 17 Oktober 2017

Review singkat Resto Bebek Dower

Setelah putar-putar di Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta Timur, suami ngajakin makan siang. Kita random saja sih, nggak berharap makan yang spesifik atau aneh-aneh.  Suami lantas mengajak makan di restoran yang belum pernah dikunjungi,  Resto Bebek Dower. 

Hm.. Oke, saat itu saya sih hayulah, makan apa saja Alhamdulillah. 

Setelah memilih menu--dari buku menu yang berukuran super besar, kami memesan nasi goreng mawut, tempe mendoan,  dan minum. 

 Saya melihat sekeliling. lumayan nyaman, standar restoran biasa. Beberapa hal yang membuat saya tersenyum dan merasa nyaman adalah, logo halal MUI yang cukup besar dan pegawai yang ramah-ramah. Kebetulan mbak yang melayani kami halus sekali bicaranya --menurut saya.

Logo halal MUI


Minggu, 15 Oktober 2017

Mengatur Workspace di Photoshop



Baru-baru ini saya tidak bisa menggunakan laptop saya sehingga ganti menggunakan pc. Karena baru pertama menggunakan pc tersebut untuk mendesain di Photoshop, settingan di sana belum seperti saya inginkan dan membuat kesal karena harus membuatnya seperti di laptop saya sebelumnya. Memerlukan waktu yang cukup lama -- lebih karena sudah lupa apa yang harus dilakukan. Yang pertama sekali saya lakukan adalah mengatur ‘Workspace’


Workspace

Workspace bawaan dari Photoshop sangat lengkap, terkadang malah terlalu banyak, padahal yang saya perlukan dan sering pakai bukan panel tersebut. Saya hanya menginginkan panel navigator, beberapa swatch, panel layer, history, dan tentu saja panel brush. Saya senang hal-hal yang simple untuk bekerja.


Selasa, 30 Mei 2017

Random Thought : tulisan acak

Entah bagaimana,potongan-potongan adegan acak muncul di kepalaku. Meronta untuk dituliskan. Dan memang biasanya seperti itu jika sudah terlalu lama tidak menulis cerita. Entah cerpen ataupun yang lebih panjang seperti novel.
Potongan-potongan adegan ini terus menumpuk, yang baru terus datang, sedangkan yang lama belum dituangkan.
Mungkin ini isyarat untuk mulai menulis lagi dengan tekun.



Minggu, 28 Mei 2017

(Review) Avie Salon Muslimah di Bekasi

Sudah lama saya mencari-cari salon untuk sekedar potong rambut atau perawatan diri. Saya cenderung lebih menyukai salon muslimah, atau paling tidak khusus perempuan. 
Sebetulmya saya sudah pernah ke salon khusus perempuan, langganan saya dan ibu saya sejak lama. Namun sejak terakhir datang, saya merasa kurang nyaman karena ternyata pria bisa masuk dengan leluasa, meskipun hanya menunggui salah satu pelanggan. Sejak itu saya urung pergi ke sana dan mulai mencari salon-salon lain.

Sekitar dua minggu lalu (Mei 2017) saya akhirnya berkesempatan mencoba salah satu salon muslimah di bekasi, dekat dengan tempat tinggal saya. Salon Avie ini terletak di Jl. Jati Makmur No.9, Jatimakmur, Pondok Gede, kota Bekasi, 17413. Semula saya tidak menyadari posisi salon ini meski sering berjalan melewatinya. Hal ini karena papan nama salon diletakkan di atas. Ternyata lokasi yang dipakai salon ini bergabung dengan toko / butik baju dengan nama yang sama, Avie Boutique. Dan yang sering saya lihat adalah papan nama butik ini. Saya baru bisa melihat papan nama Salon Avie saat berada di ruko seberangnya, di dekat Holland Bakery dan Pizza Hut Delivery.


Interior Avie Salon Muslimah

Minggu, 21 Mei 2017

Pancaran Semangat yang Memesona



Saya punya kepercayaan diri yang cukup rendah. Bahkan terhadap karya saya sendiri. Padahal saya mengerjakan karya itu dengan sangat bersemangat dan mencari data-data terlebih dahulu. Saya membayangkan karya saya sangat kecewa karena jarang saya bela, dan kekecewaan itu merambat ke saya. Jadilah saya pengarang yang rendah diri, kecewa, dan memojok sendiri. 

Itu bukan hal yang saya inginkan. Jika saya melihat ke belakang kelak, saya ingin bisa memasarkan karya-karya saya dengan semangat yang sama seperti saat saya mengerjakannya. Oh, saya tahu saya punya binar-binardan semangat itu saat bekerja. Saya hanya kesulitan menunjukkannya kepada orang lain. 

Berikut saya sertakan contoh karya saya dahulu berupa komik. Saya membaca berbagai buku dan browsing berbagai data. Lantas data-data tersebut saya olah, padatkan, dan seleksi hingga saya cukup yakin bahwa data itu layak tayang di komik saya. 

Penemuan Madu. Elex Media Komputindo. 2006.

Jumat, 19 Mei 2017

Cara Saya Mengiringi Hari (Anak) yang Aktif





"Ma, ayuk main." Rakha sudah mengulurkan mainan mobil.
Saya menyanggupi.
"Ma, ayuk main." Rakha mengulurkan mainan robot-robotan.
Saya mengacungkan jempol dan beranjak berdiri padahal baru sepuluh menit selonjoran setelah mencuci.
“Ma, tolong ambilkan itu di atas.” Ujarnya sambil menunjuk lego-legoan yang saya simpan di atas lemari.
Saya mengangguk pelan dan mengambilkan barang yang diminta dari atas lemari. Mata saya menyapu mainan-mainan lain yang berserakan di laintai. Benak saya mulai menghitung jumlah mainan yang akan saya masukkan ke dalam kontainer khusus mainan.
"Ma, ayuk main. Mama jadi monster."
Saya berubah jadi godzilla betulan.

***

 
Rakha saat belajar mewarnai - yang bertahan 5 menit

Pernah berada di posisi saya? Anak luar biasa aktif, dan hanya kita yang diajak main?
Badan dan pikiran rasanya, masya Allah.....
Apalagi jika anak tidak mau tidur siang, rasanya perlahan-lahan tanduk (emosi) saya seperti akan muncul.
"Ayo bobo dulu." (arti : Mama mau istirahat)
"Mau minum susu."
"Nah, udah minum susu, ayo bobo." (arti : cepetan, Mama udah capek banget )
"Mau nonton.."
"..." (arti : GRRRRAAAAAAH)

 ***

Lalu saya ambil kopi sachet, tuang air panas, buang isinya, dan pegang bungkusnya dengan bingung.
...

Selasa, 02 Mei 2017

Cara Memilih PAUD untuk Anak



“Kok belum sekolah anaknya?”
“Ih, sudah besar, ya. Sekolah di mana?”

Saya sejujurnya terkaget-kaget mendapat pertanyaan bertubi-tubi seperti itu saat Rakha beranjak besar. Masalahnya, beranjak besar ini baru berusia 3 tahun lebih. Masakan 3 tahun sudah disuruh sekolah? Batin saya berteriak. 

Meskipun, sejak usia 2 tahun, Rakha sebetulnya sudah ‘bersekolah’. Sekolah di sini adalah Terapi Wicara yang rutin kami jalani sejak Rakha didiagnosis ‘Speech Delay’ oleh DSA langganan di Solo. Terapi yang dilakukan seminggu dua kali selama satu jam per kedatangan itu cukup merogoh kantung kami. Terlebih ayahnya Rakha saat itu sedang dinas belajar, sehingga hanya menerima gaji pokok saja. Syukurlah biaya kehidupan di Solo masih sangat terjangkau. Kami masih bisa menikmati Soto Ayam seharga 3000 rupiah semangkuk. 

            Sejujurnya, saya maupun suami mungkin terlampau santai dalam mengasuh Rakha. Kami tidak mengikuti teori parenting manapun. Saat muncul teori populer yang berprinsip tidak boleh melarang anak, bahkan tidak boleh dimarahi. Suami berprinsip, jika anak salah ya harus ditegur. Kadang kami juga bertukar peran ‘Good Cop, Bad Cop’. Jika suami yang sedang marah pada Rakha, maka saya yang bertugas menjelaskan pada Rakha kesalahannya dengan lembut, lantas mengajaknya meminta maaf pada ayahnya. Jika saya yang sedang marah, maka suami yang bertugas menemani Rakha saat saya sedang dalam ‘mode murka’. 
 
Salah satu PAUD yang pernah kami coba