Sore yang berhujan ini, air mata saya turut menitik mendengar kabar kepergian dosen wali saya semasa kuliah.
Teringat betapa semula saya amat takut bertemu beliau. Kami sudah berganti dosen wali berkali-kali, entah mengapa. Saat Pak Tata menjadi dosen wali saya, sekitar tingkat 3 kalau tidak salah.
Saya ingat, saat itu saya sudah sangat jenuh dengan kuliah arsitektur dan tidak ada yang bisa saya ajak bicara. Bayangan terburuk saya saat itu, ya sudahlah kalau mau dilepas kuliah ini, atau mungkin saya bisa mengambil cuti sementara.
Saat saya ungkapkan hal ini kepada beliau, beliau sangat terkejut dan sangat menyayangkan. Namun Pak Tata tidak marah sama sekali. Beliau justru menanyakan ada apa, kenapa bisa seperti itu. Dialog yang sangat simpatik ini membuat saya mengungkapkan keinginan terpendam saya saat itu, membuat komik.
Beliau lalu menuliskan nama seseorang di kartu nama, mengatakan pada saya untuk menghubungi dosen dkv kenalan beliau. Bahkan dosen kenalan beliau ini berasal dari jurusan arsitektur.
Dialog simpatik saat itu membuka mata dan jalan saya.
Saya bisa mengikuti kuliah komik, dan bahkan berhasil membuat komik pertama saya yang diterbitkan penerbit besar.
Saat perwalian, saya berikan komik tersebut dengan agak malu, anak jurusan arsitektur kok ya justru membuat komik. Di luar dugaan, Pak Tata menyambut gembira komik saya, bahkan sampai meminta saya menandatanganinya.
Masya Allah, siapalah saya saat itu. Mahasiswa biasa. Komik pertama. Dimintai tandatangan..
Saya menuliskan ini karena saya masih terus menangis mengingat kenangan akan Beliau. Teringat menulis bisa digunakan sebagai self healing.
Selamat jalan, Pak Tata. Semoga perjalanan Anda dipermudah, dan diterima di sisi Allah SWT..
13 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hai, terima kasih sudah mampir :) semoga postingan ini bermanfaat untuk kamu. Terima kasih sudah meluangkan waktu berkomentar :)
Mohon maaf, komentar dengan link hidup akan saya hapus.